Rabu, 18 September 2013
SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
1. Jari-jari atom
Pengukuran / perhitungan jari-jari atom dilakukan dengan alat spektrograf massa.
Jari-jari atom adalah jarak dari inti sampai kulit electron terluar.
Jari-jari atom dipengaruhi oleh:
- Jumlah kulit elektron (jumlah periode)
2. Muatan inti (jumlah proton)
Untuk atom-atom seperiode (jumlah kulit elektron sama) semakin besar muatan inti (jumlah proton) –> gaya tarik inti terhadap elektron kulit terluar semakin kuat à jari-jari atom makin kecil.
Kecenderungan jari-jari atom dalam sistem periodik
- Dari atas ke bawah ( unsur-unsur segolongan ) cenderung bertambah.
- Dari kiri ke kanan ( unsur-unsur seperiode ) cenderung berkurang.
Unsur-unsur seperiode makin ke kanan jumlah proton bertambah sedangkan jumlah kulit elektron tetap. Hal ini mengakibatkan gaya tarik proton dalam inti terhadap kulit elektron terluar makin kuat sehingga atom makin mengecil.
Jari-jari atom > jari-jari ion positifnya
Pada ion positif terjadi pelepasan elektron berarti pengurangan jumlah kulit ( umumnya terjadi pada atom logam ).
Jari-jari atom < jari-jari ion negatifnya
Pada ion negative terjadi pengikatan elektron menyebabkan lintasan terluar makin jauh dari inti ( umumnya terjadi pada atom non logam )
2. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas elektron dari atom atau ion yang berbentuk gas.
A(g) –> A+ (g) + e–
Untuk atom-atom yang berelektron valensi banyak, dikenal :
- Energi ionisasi pertama, A –> A+ + e–
- Energi ionisasi kedua A+ –> A2+ + e–
- Energi ionisasi ketiga, A2+–>à A3+ + e–
Energi ionisasi erat hubungannya dengan jari-jari dan kestabilan.
- makin besar jari-jari atom makin kecil energi ionisasinya.
- makin stabil suatu atom makin besar energi ionisasinya.
- Dari atas ke bawah cenderung berkurang.
- Dari kiri ke kanan cenderung bertambah
Affinitas elektron ialah besarnya energi yang dilepaskan atau dibutuhkan jika atom dalam bentuk gas mengikat/ menerima satu elektron membentuk ion negatif.
Y(g) + 1e– –> Y– (g)
Affinitas elektron merupakan kebalikan dari energi ionisasi. Atom-atom logam cenderung melepas elektron bukan menerima elektron, hal ini menyebabkan sifat afinitas kurang nampak.
Unsur-unsur halogen paling mudah menerima elektron karena afinitas elektronnya besar. Unsur-unsur gas mulia memiliki afinitas paling kecil sehingga sulit menerima elektron.
Secara umum :
- Dalam satu golongan dari atas ke bawah, affinitas elektron semakin berkurang.
- Dalam satu periode dari kiri ke kanan, affinitas elektron semakin bertambah.
Keelektronegatifan : Kemampuan relatif suatu atom untuk menarik elektron atom lain kedalam ikatannya.
Unsur F merupakan unsur yang paling mudah menarik elektron dalam ikatan dan diberi harga keelektronegatifan 4 ( merupakan standar ).
Unsur Fr memiliki harga keelektronegatifan paling kecil yaitu 0,7.
Atom logam cenderung melepas electron à keelektronegatifan kecil
Atom non logam cenderung menangkap electron à keelektronegatifan besar.
Kecenderungan keelektronegatifan dalam sistem periodik
- Dari atas ke bawah ( segolongan ) cenderung berkurang.
- Dari kiri ke kanan ( seperiode ) cenderung bertambah.
Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur-unsur logam cenderung melepas elektron ( memiliki energi ionisasi kecil ), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron ( memiliki keelektronegatifan besar ). Dengan demikian dalam sistem periodik sifat-sifat logam :
- Dari atas ke bawah ( segolongan ) cenderung berkurang.
- Dari kiri ke kanan ( seperiode ) cenderung berkurang
Reaktif artinya mudah bereaksi.
Unsur-unsur logam pada sistem periodik makin ke bawah makin reaktif ( makin mudah bereaksi ), sebab makin mudah melepas elektron. Misalnya kalium lebih reaktif dibanding natrium.
Unsur-unsur non logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif ( makin sukar bereaksi ), karena makin sukar menangkap elektron. Misalnya fluorin lebih reaktif dibandingkan klorin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar